Prestasi
Bismillah.
Di pagi ini, saya ingin bermelankolis sembari menumbuhkan kembali
motivasi yang belakangan sering kerlap-kerlip. Ini adalah tentang
masa lalu saya semasa sekolah. Saya bisa dibilang cukup ambisius,
meskipun dulu tidak saya sadari. Sama sekali.
Pada tulisan kali ini, saya ingin menuliskan prestasi-prestasi kecil
saya sedari menginjak bangku sekolahan (formal). Mohon maaf bila
terkesan sombong. Namun, tulisan ini saya tuangkan untuk memotivasi
diri saya pribadi.
-
‘Juara umum’ semasa taman kanak-kanakMasa TK, selain saya tidak terlalu mengingat apa-apa, saya juga belum ambisius lah! Saya juga tidak mengerti mengapa saya mendapat juara ini dua kali: kelas ‘nol kecil’ dan kelas ‘nol besar’.
-
Konsisten sebagai juara kelas mulai dari kelas 4 SD hingga kelas 9 MTsSaya mengawali prestasi di SD dari peringkat 2 kelas. Sekali saja, pernah mendapat peringkat 1 saat kelas 3 SD, namun turun lagi pada akhir semester berikutnya. Kemudian, saya disindir guru; sejak itulah saya menjadi (agak) ambisius.MTs tempat saya bersekolah masih satu yayasan dengan SD saya. Jadi, saya tidak perlu adaptasi lebih, terutama dengan heterogenitas mata pelajarannya. 4 dari 6 semester, saya mendapat nilai terbaik dari gabungan siswa dan siswi (di MTs ini, siswa dan siswi dipisah baik kelas maupun gedung).
-
Pernah menjadi juara lomba cerdas cermat antar kelas tingkat SD
-
‘Juara pertama’ lomba cepat tepat antar sekolah di GarutLomba ini diikuti oleh siswa-siswi dari kelas 4 dan 5 SD. Saat itu saya duduk di kelas 4 SD. Jumlah masing-masing tingkat di sekolah saya ada 3 kelas. Nah, peringkat 1 tiap kelas dari kelas 4 dan 5 dipilih sebagai perwakilan. Kebetulan gendernya pas; 3 laki-laki dan 3 perempuan. Dijadikanlah kami dua tim sesuai gender. Tim saya terdiri dari satu kakak senior kelas 5, MHFS., saya, dan teman saya di kelas sebelah, YAR.Lomba ini kebetulan di adakan oleh yayasan sekolah saya dengan siswa sekolah menengah sebagai panitianya. Kami mendapat keuntungan menjadi tuan rumah (dan soal yang diujikan rata-rata ada dalam buku teks yang kami pelajari). Kemenangan di lomba ini bisa dibilang adalah kemenangan pertama saya.
-
Juara lomba menyimak dan menulis ulang ceritaSaya kurang ingat bagaimana ceritanya. Namun, lomba ini sepertinya dinilai dari akurasi penulisan cerita terhadap cerita yang diperdengarkan dan kebersihan serta kerapian tulisan. Malahan saya tidak tahu kalau acara ini adalah lomba. Tiba-tiba saja guru saya memberitahukan bahwa saya menang lomba.
-
Juara 1 Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Ganesha Operation se-kabupaten GarutSaya ikut olimpiade ini dua kali: kelas 4 dan 5 SD. Kelas 4 saya tidak menang, tapi senior saya, MHFS., yang menjadi pemenangnya. Kelas 5 SD saya mencoba lagi (setelah tanpa sengaja memiliki hobi membaca buku biologi kelas 6 SD) dan, alhamdulillah, menang. Saya masih ingat pialanya setinggi pundak saya kala itu.
-
Perwakilan lomba ‘siswa teladan’ se-kecamatan Tarogong KidulPertama, saya tidak mengerti kenapa saya ditugaskan ikut serta dalam lomba ini. Lomba ini sangat all-around dalam menguji: teknologi, olahraga, seni budaya, dan lainnya (saya lupa). Saya juga sakit demam saat lomba. Kabarnya, saya mendapat juara 5.
-
Juara 1 Olimpiade Matematika tingkat MTs se-kabupaten GarutAdem-ayem sibuk berorganisasi intra sekolah, tiba-tiba saya dipanggil untuk ikut lomba ini. Parahnya, lomba akan dilangsungkan tidak lebih dari satu minggu kedepan! Saya bersama dua siswi: RLA. (fisika) dan FA. (pend. agama) dipanggil untuk mengikuti lomba dengan tiga mata olimpiade ini. Hanya juara pertama dari setiap mata olimpiade diambil untuk diikutsertakan di tingkat provinsi Jawa Barat. Alhamdulillah, saya mendapat kesempatan ini bersama seorang siswa, I., dan seorang siswi, D. Olimpiade tingkat provinsi diadakan di daerah Lembang, di Bandung, Jawa Barat.Di olimpiade ini, saya baru tahu ‘wujud asli’ dari olimpiade matematika: bukan cuma berhitung tapi juga banyak berargumen dan berlogika. Saya mendapat nilai tertinggi pada ujian eksplorasi (40%), tetapi mendapat nilai rata-rata di ujian teori (60%). Alhasil, saya mendapat peringkat keenam dari lima orang yang diambil untuk babak final. Sangat mepet!Oh ya, rekan saya D., keluar sebagai juara pertama dan berhak maju ke tingkat nasional. Dalam pandangan saya, olimpiade ini berevolusi menjadi, seperti dikenal sekarang, Kompetisi Sains Madrasah di tahun selanjutnya.
-
Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Bahasa Inggris STAIPI Garut
-
Lulus tes masuk MAN Insan CendekiaSepertinya tidak perlu saya ceritakan; karena saya pun tidak tahu mengapa saya bisa lulus. Dari seratusan peserta yang hanya di wilayah Jawa Barat, padahal seleksi ini bersifat nasional. Ini adalah keberuntungan, anugerah, dan juga ujian berat dari Allah Swt.Saya tidak menemukan teman satu kota di kampus Serpong satu pun. Ada satu siswi, AH., yang satu ruangan tes dengan saya lulus ke kampus Gorontalo. Saya meningat dia (mereka) karena kembar identik. Fakta seru: nomor absen kami saat kelas 10 sama.
-
Konsisten peringkat 3 teratas di kelas saat MATeman seangkatan maupun siswa/alumni sekolah ini mungkin akan menghujat saya saat membaca tulisan ini. Mendapatkan nilai di atas KKM di sekolah ini terlampau sulit. Perjuangan, keringat, darah, dan airmatanya tidak bisa terlupakan (atau ingin lupa tapi tak bisa).Percayalah, saya pun tidak semudah itu mendapatkannya. Iya, saya sangat ambisius dan orang sepertinya banyak yang kesal dengan saya yang berorientasi kepada nilai ujian. Namun, saya suka belajar. Saya senang menyelesaikan soal ujian dan berkaca pada hasilnya. Tentu saja, belajar tidak melulu ujian, tetapi saya merasa cara saya pun tidak salah.
-
Juara 1 Lomba Cepat Tepat Bintang PelajarPertanyaan yang diujikan dalam lomba ini mencakup matematika, fisika, biologi, kimia, dan (cukup unik) pendidikan agama islam. Cukup ‘jahat’ cara kami memenangkan lomba ini, karena tim kami adalah ‘tim bentukkan sekolah’ seolah-olah sekolah sangat ingin menang. Kami beranggotakan lima: ANW., MHA., MT., MQA., dan saya. Kelimanya adalah peserta olimpiade sains tingkat kota Tangerang Selatan yang selain terspesialisasi dalam bidangnya masing-masing, juga memiliki elaborasi pada satu bidang lainnya.
-
Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional bidang kimiaBisa dibilang, ini adalah prestasi terbesar saya. Ini mengantarkan saya hingga ke tahap akademik saat ini (walaupun segera berpindah ke jurusan fisika). Jujur, saya baru tahu adanya OSN saat masuk MA.Saya belajar intensif di klub bidang studi kimia selama setahun kurang ditambah dengan mengikuti lomba-lomba di luar untuk menambah kecepatan belajar. Mungkin cerita suka duka untuk meraih prestasi yang satu ini harus dituangkan dalam satu bagain tersendiri. Tahun pertama ikut, walapun sudah susah payah sampai ke tingkat nasional, saya gagal mendapat medali. Jujur, saya terpukul.Di tahun kedua, meskipun sering membolos klub bidang studi (karena sudah tamat dan banyak kerjaan organisasi), saya mencoba lagi ikut sampai tingkat nasional. Saya merasa sudah lebih ‘dewasa’ secara perkimiaan SMA saat ini. Dosen pembina saya menargetkan saya mendapat medali perak, tetapi saya baru mendapat perunggu.Dahulu, saya kecewa dengan diri saya sendiri yang terjatuh menuju di bawah ekspektasi orang. Namun, sekarang saya merasakan manfaat dari olimpiade ini bukan hanya sebatas kepingan logam: ilmu yang belum tentu didapatkan ribuan orang, teman-teman baru satu medan pikiran dan perasaan, dan juga (yang paling saya syukuri) penuntun arah melangkah serta pembangun mentalitas mamba menjadi ilmuwan kelak.
Akhirnya, ini adalah ujung dari tulisan saya kali ini. Pagi telah
bersinar. Komitmen muda ini harus segera saya benahi dengan berangkat
ke kampus; belajar dan berliterasi demi rampungnya skripsi bulan
Agustus nanti.
Semangat pagi!
Post a Comment: